1. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis ini yaitu teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting . Canting adalah alat tulis pada batik yang terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
Sebagai alat untuk melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk atau carat. Adapun penjelasan ketiga macam canting adalah sebagai berikut:
a. . Canting Batik Menurut Fungsinya
- Canting Batik Rengreng. Canting batik ini mempunyai cucuk tunggal dan tidak terlalu besar, diameter 1-2.5 mm. Fungsinya untuk membuat pola pertama pada batik tulis atau terkenal dengan istilah merengreng. Pola pertama atau dasar tidak terlalu rumit karena belum ada isian maupun tembokan atau pulasan pada kain.
- Canting Batik Isen, Canting batik isen mempunyai cucuk tunggal dan banyak sesuai dengan motif yang diinginkan, diameter canting ini lebih kecil 0.5-1.5 mm.
b. Canting Batik Menurut Ukurannya
- Canting Batik Cucuk Kecil, Adalah canting batik bercucuk kecil digunakan untuk membuat isen pada pola batik yang telah direngreng.
- Canting Batik Cucuk Sedang, Canting batik ini digunakan untuk membuat pola pertama sebagai pola dasar dalam pembuatan batik tulis.
- Canting Batik Cucuk Besar. Digunakan untuk membuat pola-pola yang berukuran besar. Pola tersebut dipilih untuk membuat perbedaan antara pola utama dan pola tambahan. Tapi tidak semuanya pola diperlakukan seperti itu karena akan memakan waktu yang lebih lama untuk memilih pola yang akan diperbesar.
c. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
- Canting Batik Cecekan, Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada motif batik.
- Canting Batik Loron, Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap pada pola batik seperti batasan pada bogem.
- Canting Batik Telon, Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
- Canting Batik Prapatan. Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
- Canting Batik Liman. Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
- Canting Batik Byok. Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
- Canting Batik Galaran. Canting batik galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.
2. Teknik Cap
Batik cap adalah batik yang proses pembuatannya adalah dengan di cap atau semacam setempel besar yang terbuat dari tembaga yang didesain sedemikian rupa menurut keinginan si pemesan. Ukuran stempel atau cap yang dipakai untuk cap biasanya 20 cm X 20 cm.
Adapun proses pembuatan batik cap adalah sebagai berikut :
- Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk
- Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam kondiri 60 s/d 70 derajat Celcius
- Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih yang tercelup cairan malam adalah 2 cm bagian bawah cap )
- Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi.
- Cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan kain mori.
Proses selanjutnya adalah setelah proses pengecapan selesai , kain mori dimasukan ke pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam bak yang berisi warna yang sudah dipilih.
Kain mori yang permukaannya telah diresapi oleh cairan malam, tidak akan terkena dalam proses pewarnaan ini. Setelah proses pewarnaan, proses berikutnya adalah penghilangan berkas motif cairan malam melalui proses penggodogan atau ngelorot. Sehingga akan nampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi tertutup malam, dan warna setelah proses pewarnaan. Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan pencerahan warna dengan soda. Selanjutnya dikeringkan dan disetrika.
3. Teknik Lukis
Batik lukis adalah batik yang proses pembuatannya adalah dengan langsung melukis pada kain. Cara mengerjakan gambar batik dengan teknik melukis adalah:
- Membuat goresan-goresan motif pada kertas gambar dengan menggunakan lilin lampu. goresan-goresan ini dapat dikombinasikan dengan goresan berwarna menggunakan pastel. sebaiknya goresan ini dengan warna muda atau warna cemerlang.
- Kertas yang telah digambari motif atau pola-pola tadi kemudian dilabur atau dikuas dengan cat air warna tua atau pekat. Karena goresan lilin dan pastel tidak ditembus cat air, maka warna asli pastel dan warna putih lilin muncul diatas warna-warna cat air, jika kain ingin diberi warna, dan kemudian langsung dilukis sesuai dengan keinginan motifnya dan juga mengikuti jalur-jalur pola yang sudah dibuat.
- Hasil gambar yang menyerupai kain batik ini kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.