Showing posts with label Belajar Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Belajar Bahasa Indonesia. Show all posts

Contoh Surat Permohonan Cuti

SURAT PERMOHONAN CUTI



Yth.
Kepala SMP Adi Wiyata
Di
Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama                                 :  Moh. Zaim, S.Kom
NIP                                    : -
Pangkat/Gol Ruang           : -
Jabatan                              : Guru
Unit Kerja                         : SMP Adi Wiyata
Alamat                              : Jln Grogol No 10. Jakarta

Dengan ini mengajukan permohonan cuti alasan penting untuk menunaikan ibadah haji tahun 2017 selama 40 (empat puluh Hari) hari terhitung mulai tanggal 27 Juli 2017 s/d 8 September 2017.

Demikian permohonan ini kami sampaikan untuk mendapat tindakan lebih lanjut.






Kediri, 25 Juli 2017
Hormat saya,






Moh. Zaim, S.Kom


__________________________________________________________________________





KOP SURAT





No.                       : -
Lampiran             : -
Prihal                   : Pemberitahuan

Yth.
Kepala Cabang Dinas ……………….
Di
…………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama                                 :  Yuyun, S.Pd
NIP                                    : -
Pangkat/Gol Ruang           : -
Jabatan                              : Kepala Sekolah
Unit Kerja                         : SMP Adi Wiyata
Alamat                              : Jln Grogol No 10. Jakarta

Dengan ini Menerangkan:

Nama                                : Moh. Zaim, S.Kom
NUPTK                            : ………………………………..
Jabatan                             : Guru Penjaskes
Unit Kerja                        : SMP Adi Wiyata

Mengajukan cuti dengan alasan penting untuk menunaikan ibadah haji tahun 2017 selama 40 (empat puluh Hari) hari terhitung mulai tanggal 27 Juli 2017 s/d 8 September 2017.

Demikian permohonan ini kami sampaikan untuk mendapat tindakan lebih lanjut.




Kediri, 25 Juli 2017
Kepala Sekolah SMP Adi Wiyata






Yuyun, S.Pd
Nip……………………




Penggolongan Cerpen

Penggolongan cerpen adalah sebagai berikut :

1. Cerita Pendek (short story)

Cerita pendek ditulis tidak lebih dari  10.000 kata. Jenis cerpen ini bisa dikembangkan menjadi novelette atau novel pendek. Karya-karya cerpen para sastrawan Eropa, Amerika Latin dan AS tahun 1940 – 1960-an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak disebut cerpan.

2. Cerita pendek yang pendek (short, short story)

Yaitu cerita pendek yang ditulis sekitar 3000 kata. Cerpen yang sangat pendek biasanya hanya satu sampai dua lembar saja. Cerita ini biasanya kita temukan di majalah, Koran-koran, atau media masa yang lainnya.

3. Cerita pendek yang sangat pendek (very short-short story)

Cerpen yang pendek hanya terdiri dari 750 sampai dengan 1000 kata. Cerpen jenis ini biasanya disebut cerita mini yang lazim disingkat cermin. Di Barat cermin disebut flash – yang artinya sekilas atau sekelebatan membacanya. Jenis ini tergolong dalam very short-short story.

Unsur Intrinsik Cerpen

1. Tema, sebuah gagasan pook yang mendasari jalannya suatu cerita dalam cerpen.
2. Alur / Plot, jalan dari sebuah cerita dalam cerpen.
3. Setting, berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam sebuah cerpen.
4. Tokoh, pelaku yang terlibat di dalam cerpen.
5. Penokohan, pemberian sifat atau karakter kepada tokoh dalam cerita tersebut.
6. Sudut Pandang, cara pandang pengarang dalam memandang suatu kejadian di dalam cerita.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

1. Latar Belakang Masyarakat, suatu pengaruh dari kondisi latar belakang masyarakat terhadap               terbentuknya jalan cerita.
2. Latar Belakang Pengarang, meliputi pemahaman pengarang terhadap sejarah hidupnya dan                 sejarah yang berhasil dikarang sebelumnya.

Pengertian Cerpen (Cerita Pendek)

Cerpen atau yang lebih dikenal dengan cerita pendek adalah karangan pendek berbentuk prosa. Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa dan pengalaman. Tokoh dalam cerita pendek tidak mengalami perubahan nasib. 

Adapun ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut:
  1. Bentuk tulisan kurang dari 10000 kata, singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel
  2. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri atau orang lain
  3. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakukanya karena cerpen hanya mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja
  4. Cerita pendek hanya habis dibaca sekali duduk
  5. Hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakuknya
  6. Tokoh-tokohnya diceritakan mengalami konflik sampai pada penyelesaian
  7. Meninggalkan kesan mendalam pada pembaca
  8. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis kehidupan pelaku, namun tidak sampai mengalami perubahan nasib
  9. Beralur tunggal dan lurus
  10. Penokohannya sederhana, singkat dan tidak mendalam

Cara Mengembangkan Kerangka Karangan Menjadi Paragraf

Paragraf adalah bagian karangan yang mengandung ide pokok dan merupakan satu kesatuan antar kalimat. Paragraf dapat berasal dari bab atau kesatuan berupa sebuahn karangan yang lengkap. Paragraf merupakan kesatuan yang lebih kecil dari suatu karangan. Paragraf harus menunjukkan hubungan antar paragraf yang satu dengan yang lainnya sehingga bersama-sama membentuik suatu kesatuan yang lebih besar. Dengan kata lain harus ada perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf yang satu dengan yang lain.

Cara mengembangkan kerangka karangan yang baik dan logis kita dapat dengan mengumpulkan bahan-bahan dan mengadakan penelitian. Untuk memperoleh data-data dan fakta-fakta, kita dapat mengadakan penelitian lapangan atau kajian pustaka berdasarkan buku-buku. Selain itu kita juga dapat menggunakan pengalaman dan pengetahuan kita untuk mengembangkan karangan itu.

Sebuah karangan yang baik, hubungan paragraf-paragraf yang ada dalam karangan itu haruslah logis. Dalam membuat paragraf yang mempunyai hubungan yang logis antara paragraf satu dengan yang lainnya yang harus diperhatikan adalah:

1. Pengembangan paragraf

Dalam pengembangan paragraf gagasan utama paragraf itu atau paragraf sebelumnya harus jelas. Pengembangan paragraf harus berkesinambungan antara paragraf satu dengan yang lainnya atau dikembangkan selaras dengan paragraf sebelumnya. Pengembangan paragraf menurut isinya dapat dikembangkan dengan menggunakan pola.
  • Hubungan analogi (menarik kesimpulan yang telah ada)
  • Hubungan sebab akibat (tiga macam hubungan sebab akibat: hubungan sebab-akibat, hubungan akibat-sebab, dan hubungan akibat1-akibat2)
  • Induksi (dari peristiwa yang khusus menuju yang umum)
  • Deduksi (dari permasalahan yang umum ke yang khusus)
2. Adanya keterkaitan dan perpaduan antar paragraf
3. Adanya repetisi atau pengulangan kata kunci seperti anafora. Anafora adalah perulangan kata yang sama pada kalimat yang berurutan atau awal paragraf.

4. Baik kata kunci maupun kata ganti untuk menghubungkan hal-hal yang sudah disebut dalam paragraf sebelumnya.

5. Transisi (peralihan). Sebuah paragraf dapat pula  bertindak sebagai transisi seperti halnya sebuah kata transisi dalam sebuah kalimat. Paragraf dengan menggunakan transisi digunakan bila akan meneruskan karangan dari satu kesatuan lain. Paragraf transisi dapat digunakan untuk tujuan:
  1. Meringkas dari apa yang telah diuraikan sebelum mulai dengan kesatuan berikutnya.
  2. Menyampaikan sebuah ilustrasi atau contoh dari inti yang telah diuraikan dalam paragraf itu atu paragraf sebelumnya.
  3. Menjelaskan apa yang akan diuraikan penulis dalam bagian atau kesatuan selanjutnya.
Pengembangan kerangka karangan yang baik diaertai pengembangan yang utuh dan padu serta dapat menghubungkan paragraf yang satu dengan yang lainnya secara logis.

Macam-Macam Cara Membuat Kerangka Karangan (Outline)

Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang berisi garis-garis besar dari suatu karangan yang akan dibuat. Agar lebih mudah mengembangkan karangan, sebaiknya kita susun kerangka karangan dari suatu karangan yang akan dibuat. Ada tiga cara menyusun kerangka karangan, antara lain:

A. Cara Biasa

  1. Menentukan tema atau topik karangan. Tema adalah isi yang menjiwai karangan 
  2. Merumuskan kalimat utama atau pokok pikiran utama
  3. Menyusun garis-garis pikiran penjelas yang merupakan perincian dari pikiran utama
  4. Meneliti. Hal-hal yang perlu di teliti antara lain ; - Apakah pokiran penjelas berhubungan dengan pikiran utama, - Apakah ada pikiran penjelas yang sama atau sederajat.
B. Cara Wartawan
Kerangka karangan berguna untuk memudahkan menyusun karangan. Salah satu cara untuk membuat kerangka karangan atau outline adalah dengan menggunakann cara 5W+1H. Cara ini sering dipakai oleh para wartawan dalam menulis karangan atau jurnalistiknya. 5W+1H adalah:
What = Apakah
Why = Mengapa
When = Kapan
Who = Siapa
Where = Dimana
How = Bagaimana

Keenam pertanyaan itu dapat dipakai untuk mengembangkan suatu karangan. Misalnya suatu karangan tentang transportasi udara. Maka pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan adalah:
  1. Apakah yang dimaksud dengan transportasi udara? (What)
  2. Mengapa ikita menggunakan transportasi udara? (Whay)
  3. Kapan kita menggunakan transpotasi udara? (When)
  4. Siapa yang menggunakan transportasi udara? (Who)
  5. Dimahna kita dapat menggunakan transportasi udara? (Where)
  6. Bagaimana caranya menggunakan transportasi udara? (How)
Dengan menjawab ke-enam pertanyaan seperti di atas secara panjang lebar maka sudah menjadi suatu karangan yang jumlahnya minimal ada enam paragraf jika satu pertanyaan dijabarkan dalam satu paragraf.

C. Cara Klasifikasi
Cara menyusun karangan dengan langkah-langkah klasifikasi adalah sebagai berikut:
  1. Langkah pertama. Tentukan tema karangan. setelah kita menentukan karangan misalnya : Cara meningkatkan prestasi olahraga di sekolah. Maka kita tulis hal-hal tentang cara meningkatkan prestasi olahraga di sekolah tidak harus berurutan.
  2. Langkah ke-dua. Mengklasifikasikan atau menggolongkan butir-butir yang sejenis.
  3. Langkah ke-tiga. adalah mengurutkan data secara sistimatis. Namun sebelum butir-butir data diurutkan, kita tentukan pokok atau inti pada setiap butirnya. Kemudian kita urutkan butir-butirnya secara berurutan. Contoh butir 1. Ikan hias, butir 2  Kolam. butir 3 air, butir 4 sungai, butir 5 pakan ikan, dan seterusnya.
  4. Dan langkah ke-4 menuliskan karangan secara lengkap. 
Dalam menulis karangan, meskipun kita sudah menggunakan cara-cara yang benar dan sistematis, namun kita harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang permasalahan yang kita tulis dan sebaiknya kita juga menggunakan rujukan dari pendapat para ahli di bidang itu.

Fungsi Akhiran-an, Arti awalan ber-, me-, ter-, pe-, per-, dan se-

Imbuhan yang melekat pada suatu kata dasar menimbulkan berbagai ragam arti. Imbuhan pe-an dapat menunjukkan arti proses, dan akhiran-an dapat menunjukkan arti hasil. Berikut ini kita bahas akhiran-an yang termasuk akhiran yang prodiktif pemakaiannya dalam bahasa Indonesia.

Makna atau arti akhiran

1. -an antara lain:

  1. Menyatakan tempat. Contoh pegangan, tumpuan, pangkalan.
  2. Menyatakan alat atau perkakas. Contoh timbangan, ayunan, jalanan.
  3. Menyatakan cara atau hal. Contoh didikan, balasan.
  4. Menyatakan akibat atau hasil. Misalnya bantuan, hukuman, karangan.
  5. Menyatakan sesuatu di atau yang telah. Misalnya larangan, catatan, makanan. 
  6. Menyatakan himpunan atau seluruh. Misalnya lautan, daratan, sayuran.
  7. Menyatakan tiruan atau menyerupai. Misalnya anak-anakan, orang-orangan,m mobil-mobilan.
  8. Menyartakan tiap-tiap. Contoh harian, mingguan, bulanan, tahunan.
  9. Menyatakan seasuatu yang mempunyai sifat sebagai yang disebut dalam kata dasar. Misalnya kuningan, manisan, asinan.
  10. Menyatakan intensitas baik mengenai kualitas maupun kualitas. Misalnya sayur-sayuran (kualitas), besaran, tinggian (kuantitas).

2.   Arti awalan ber-
      Awalan ber yang melekat pada kata dasar mempunyai makna/arti sebagai berikut :
  1. Awalan ber- berati mempunyai. Contoh: Kakak ku yang pertama bernama Desma. Bernama = mempunyai nama
  2. Memakai/menggunakan/mengendarai. Contoh: Setiap ke kantor Ayah selalu berdasi. Berdasi = memakai/menggunakan dasi
  3. Mengeluarkan/menghasilkan. Contoh: Ayam – ayam peliharaan Nani sudah mulai bertelur. Bertelur = mengeluarkan/menghasilkan telur. 
  4. Berada dalam keadaan. Contoh: Amanda sedang berbahagia karena hari ini berulang tahun. Berbahagia = keadaan bahagia. 
  5. Memanggil. Contoh: Diana berbibi kepada Ibu Sundari. Berbibi = memanggil bibi
  6. Melakukan. Contoh: Anggota siskamling berjaga di setiap pos. Berjaga = melakukan jaga. 
  7. Dalam jumlah. Contoh: Mereka bertiga pergi tanpa memberitahu Pak Deden. Bertiga =  dalam jumlah  tiga
3.   Arti awalan ter-
      Awalan ter- yang melekat pada kata dasar memiliki makna/ arti sebagai berikut :
  1. Tidak sengaja di....Contoh: Kakinya berdarah karen tertusuk jarum. Tertusuk =  tidak sengaja ditusuk.
  2. Dapat di... Contoh: “Apakah tulisan ini terbaca oleh kalian?” tanya Pak Guru. Terbaca = dapat dibaca
  3. Paling. Contoh: Lilik adalah pelari tercepat di nomor lari 100 meter. Tercepat = paling cepat
4.   Arti awalan me-
      Awalan me-  yang melekat pada kata dasar memiliki makna/ arti sebagai berikut :
  1. Melakukan perbuatan. Contoh: Sekar sedang menyanyi di atas panggung. Menyanyi = melakukan perbuatan nyayi.
  2. Melakukan perbuatan dengan alat. Contoh: Ayah memotong kayu dengan gergaji. Memotong = melakukan potong dengan alat. 
  3. Menjadi/dalam keadaan. Contoh: Jalanan ini mulai menurun, berpeganglah! Menurun = dalam keadaan turun. 
  4. Membuat kesan/seolah-olah. Contoh: Atik mengalah demi kebahagiakan adiknya. Mengalah = seolah-olah kalah. 
  5. Menuju ke. Contoh: Perahu itu menepi untuk menurunkan hasil tangkapan. Menepi = menuju ke tepi. 
  6. Mencari/mengumpulkan.  Contoh: Pak Amu mendamar di dalam hutan. Mendamar = mengumpulkan damar
5.   Arti awalan pe-
      Awalan pe-  yang melekat pada kata dasar memiliki makna/ arti sebagai berikut :
  1. Menyatakan pekerjaan. Contoh: Pamannya adalah pedagang di pasar Kota Jayapura. Pedagang = pekerjaan dagang. 
  2. Alat yang digunakan untuk melakukan tindakan. Contoh: Adik meruncingkan pensil dengan peraut. Peraut = alat yang digunakan untuk meraut. 
  3. Menyatakan mempunyai sifat. Contoh: Jangan jadi penakut! Penakut = mempunyai sifat takut. 
  4. Menyatakan penyebab. Contoh: Ibu membeli pemutih untuk mencuci baju adik! Pemutih = penyebab putih
6.   Arti awalan per-
Arti awalan per- antara lain sebagai berikut.
  1. Membuat jadi lebih. Contoh: Persempit jalan masuknya air di sawah kalian! Persempit = membuat jadi sempit. 
  2. Membagi jadi. Contoh: Satu perempat gajinya disumbangkan untuk fakir miskin. Perempat = membuat jadi empat. 
  3. Membuat jadi. Contoh: Jangan perbudak orang-orang! Perbudak = membuat jadi budak
7.   Arti awalan se-
      Awalan se-  yang melekat pada kata dasar memiliki makna/ arti sebagai berikut :
  1. Menyatakan satu. Contoh: Kami  itu berteduh di sebuah pondok bambu yang lusuh. Sebuah = satu buah. 
  2. Menyatakan paling. Contoh: Pedagang itu mengambil untung sebanyak-banyaknya. Sebanyak-banyaknya = paling banyak. 
  3. Menyatakan sama dengan. Contoh: Perjalanan ke Bali tidak sejauh perjalanan ke Kalimantan. Sejauh = sama jauh. 
  4. Menyatakan seluruhnya dalam satu. Contoh: Warga sekampung mengungsi sejak ada berita akan terjadinya banjir. Sekampung = seluruhnya dalam satu kampung. 

Macam-Macam Kalimat Tanya

Kalimat tanya juga dikenal kalimat interogatif. Kalimat ini ditandai dengan kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, bagaimana, kapan, siapa, dan dimana. Dengan atau tanpa partikel kah  sebagai penegas. Kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Pada bahasa lain. Adapun pada bahasa lisan ditandai dengan intonasiyang naik pada akhir kalimat.

Dalam pemakainnya kalimat tanya dapat berupa sungguh-sungguh suatu pertanyaan, tetapi juga dapat berupa suruhan atau pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban atau disebut juga dengan pertannyaan retorika.

Macam-macam kalimat tanya antara lain:

1. Kalimat tanya biasa
Kalimat tanya biasa adalah kalimat tanya yang memerlukan jawaban. Contohnya,  Siapa nama Anda?

2. Kalimat tanya Retoris
Adalah kalimat tanya yang sama sekali tidak menghendaki jawaban dan biasanya dipakai dalam suatu acara. Kalimat tanya retoris memiliki ciri-ciri:
  • Berisi pertanyaan
  • Teerdapat intonasi tanya
  • Bisa menggunakan kata tanya atau tanpa kata tanya
  • Tidak memerlukan jawaban
Contoh kalimat tanya retorika:
  • Apa gunanya kita bekerja setiap hari sampai melupakan ibadah?
  • Mengapa di negeri ini masih banyak orang-orang yang suka korupsi dan tidak takut dosa?
  • Apa salah kita sehingga semua orang tak mempedulikan?
3. Kalimat tanya yang senilai dengan kalimat perintah
Kalimat tanya jenis ini merupakan kalimat tanya namun memiliki maksud memerintah atau menyuruh.
Contoh: 
Mengapa tidak kita perbaiki tempat ini mulai dari sekarang?

4. Kalimat tanya tersamar
Kalimat tanya ini merupakan kalimat tanya yang bentuk ekspresinya kalimat tanya, namun isi atau maksudnya bukan untuk bertanya melainkan untuk tujuan-tujuan lain, seperti untuk memohon, meminta, mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, dan menyanggah.

Contoh kalimat tanya tersamar:
  • Apa saya harus bersumpah untuk meyakinkan anda semua?
  • Kapan kita bisa memancing di laut seperti dulu, paman?
  • Bagaimana kalau kita membantu korban bencana itu?
  • Bersediakah anda menghadiri acara kami besok?
  • Bolehkah aku mengajak adikmu menonton besok?
Kalimat tanya tersamar dapat dipakai untuk menyuruh, mengajak, atau meminta pendapat kepada orang lain. Kadang rasanya tidak etis jika kita menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu atau menuruti ajakan kita. Maka dari itu agar seseorang yang kita suruh tidak merasa tersinggung maka kita dapat menggunakan kalimat tanya tersamar seperti contoh di atas. 

Langkah-langkah Menulis Narasi

Apakah narasi itu? Narasi adalah kisah atau cerita. Kisah dalam narasi bias berupa kisah nyata atau kisah rekaan atau fiksi yang dibuat oleh penulis cerita. Kisah nyata adalah kisah yang benar-benar terjadi pada seseorang. Sedangkan kisah fiksi adalah cerita kisah yang dikarang atau rekaan penulis. Cerita dalam fiksi baik yang berupa kisah nyata atau kisah rekaan penulis berputar sekitar konflik atau tikaian. Tanpa konflik tidak ada cerita.

Konflik melibatkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita fiksi. Latar cerita berupa waktu, kehidupan social, budaya, politik, dan keadaan ekonomi. Jalinan konflik, tokoh dan latar disebut alur. Konflik, tokoh, latar dan alur adalah unsure-unsur yang membangun cerita dan disebut juga dengan unsure intrinsic.

Dalam narasi peran penulis memposisikan sebagai aku atau posisi mata Tuhan. Peran narator yang memposisikan sebagai aku yang bercerita adalah tokoh aku sebagai pemeran utama. Kita mengetahui semua yang ada dalam cerita itu berasal dari aku. Pembaca dapat mengetahui isi pokok pikiran dan perasaan aku.

Posisi mata Tuhan. Dalam posisi ini, penulis menceritakan orang ke tiga dan penulis seakan mengetahui semua yang ada dalam pikiran dan perasaan tokoh utama. Tokoh utama diperankan oleh orang ke tiga. Langkah-langkah membuat karangan Narasi adalah:
  1. Merumuskan judul. Judul yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu singkat, menarik dan sedikit memberikan gambaran tentang isi cerita atau narasi.
  2. Menyusun kerangka karangan. Setelah menentukan judul dan tema kemudia disusunlah kerangka karangan berdasarkan tema yang telah ditentukan. Bagian awal narasi adalah memperkenalkan tokoh-tokoh, latar cerita yang diperlukan dan sedikit gambaran kelanjutan cerita itu sampai berakhirnya cerita. Pada bagian tengah narasi terdapat konflik cerita. Konflik meningkat sampai klimak atau di sebut juga puncak cerita. Setelah klimaks selesai. Berangsur-angsur menurun menuju penyelesaian sebagai akhir cerita.
  3. Setelah merumuskan judul dan nyusun kerangka karangan, langkah ke tiga adalah mengembangkan kerangka karangan. Mengembangkan keraangka karangan ke dalam karangan yang utuh dan padu dengan alur cerita mulai dari awal perkenalan, keruwetan, konfliks, klimaks, konflik mereda dan berangsur menuju penyelesaian, dan selanjutnya penyelesaian
Agar narasi lebih menarik, hadirkanlah dialog seperlunya. Anda dapat menceritakan watak para tokoh melalui dialog. Menulis narasi dapat mencari inspirasi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kehidupan anda sendiri atau kehidupan teman anda. Untuk menulis narasi fiksi juga dapat mencari tema di sekitar kita misalnya tetangga atau teman-teman anda. Namun tidak harus persis seperti cerita yang sesungguhnya. Tema yang anda dapatkan hanya merupakan inspirasi saja selanjutnya anda dapat mengembangkan sendiri alur ceritanya.

Pengertian Memo/Memorandum

Memo adalah pesan singkat yang digunakan secara intern dalam sebuah kantor atau organisasi untuk keperluan menyampaikan berita pendek dan sederhana. Bedasarkan pemakaiannya, memo ada dua macam. Ada memo yang bersifat resmi dan ada pula memo yang bersifat bersifat pribadi (tidak resmi). Memo bersifat resmi digunakan sebagai surat pernyataan dalam hubungan resmi dari seorang pimpinan kepada bawahannya. Memo ini sering kali dijumapai diatas meja kantor. Sedangkan Memo yang bersifat pribadi ialah digunakan sebagai nota atau surat pernyataan tidak resmi antar orang tua dan anak, antar saudara, teman, atau kenalan yang memiliki hubungan cukup dekat/akrab.Biasanya memo berisi pesan perintah yang mencakup:

  1. Meminta atau memberi informasi/pesan
  2. Memberi petunjuk
  3. Mengingatkan kembali sesuatu yang pernah diberitahukan sebelumnya
  4. Meminta suatu bantuan
  5. Instruksi kepada bawahan
Memo terdiri atas bagian-bagian yang berperan sesuai dengan fungsinya, yaitu:
  1. Kepala memo. Terdiri atas nama lembaga/organisasi/instansi/perusahaan, petunjuk memo, nomor memo, isian untuk menulis nama pengirim dan nama penerima memo serta perihal
  2. Isi memo. Walaupun tidak bersifat resmi pada umumnya menyangkut perihal kedinasan. Isi disusun seperti surat atau hanya mengutarakan pokok masalahnya saja
  3. Kaki memo. Berisi tanggal, nama, dan tanda tangan pemberi memo.
Memo dapat digunakan untuk komunikasi yang bersifat vertikal misalnya atasan kepada bawahan. Atau sebaliknya horizontal dan boleh pula bersifat diagonal misalnya komunikasi antar pejabat.

Contoh Memo


SMA WIMA


Jalan Kembangan Kenanga


Jakarta


MEMO Kepada : Seluruh Guru SMA WIMA Untuk memenangkan lomba Olahraga dan Seni tingkat nasional bulan depan nanti, harap bapak / ibu guru hendaknya melakukan kerja sama untuk membantu siswa yang akan mengikuti lomba pidato tersebut.


Jakarta, 17 Februari 2015


Kepala Sekolah


(Tanda Tangan)


———————

Belajar Menyimpulkan Informasi Lisan Yang Tida Bersifat Perintah

Pada kesempatan kali ini marilah kita belajar menyimpulkan informasi lisan yang tidak bersifat perintah. Cara menyimpulkan informasi dibagi menjadi dua, yaitu deduktif dan induktif. Deduktif artinya dari umum kemudian ditarik kesimpulan khusus, sedangkan induksi dilakukan dari data pernyataan yang khusus ke yang umum.

Kedua cara ini dapat dimanfaatkan untuk meyimpulkan berbagain informasi yang setip hari kita temukan.

Perhatikan contoh informasi Deduktif di bawah ini:

Bahasa tidak selalu berupa kata-kata, tetapi bahasa dapat berupa bentuk ekspresi, dari wajah atau gerakan tubuh. Sebagai suatu rangkaian substansi, bahasa merupakan segala sesuatu yang dapat dibicarakan. Sebagai ekspresi, bahasa merupakan media fisik dan sebagai isi. Bahasa adalah formalisasi media ke dalam unit ekspresi.

Dalam kutipan di atas dimuat ide utama dan ide-ide penjelas. Ide utama dinamakan pernyataan umum, dan ide penjelas dinamakan pernyataan khusus. Jadi alur pernyataan dari kutipan di atas adalah dari umum ke yang khusus. Cara menyimpulkan yang demikian dinamakan cara Deduktif.

Selanjutnya perhatikan contoh informasi Induktif:

Pertama kali seorang belajar bahasa dapat dilakukan dengan mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Kemudian mempelajari makna bahasa. Langkah berikutnya adalah mempelajari struktur bahasa. Dan langkah terakhir dengan dapat menganalisis dan menggunakan bahasa yang tepat. Begitulah cara belajar bahasa yang efektif.

Kutipan di atas adalah diawali dengan ide penjelas dan di akhiri dengan ide utama. Cara kutipan di atas adalah dari yang khusus ke yang umum. Cara merumuskan kesimpulan yang demikian dinamakan cara Induktif.