Showing posts with label Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi. Show all posts

Pengertian Metode FIFO, LIFO, Dan Everage

Ketika menentukan biaya persediaan, ada 3 metode pencatatan persediaan yang biasanya digunakan oleh perusahaan. Yaitu metode FIFO (First in First Out) : Masuk pertama keluar pertama. Metode LIFO (Last in First Out) : Masuk terakhir keluar pertama. Dan metode Everage : Metode Rata-rata.

Pengertian Metode FIFO (Masuk pertama keluar pertama)

Yaitu metode pencatatan  barang persediaan yang mengasumsikan persediaan yang pertama masuk akan dikeluarkan atau dijual terlebih dahulu, dan persediaan yang masuk terakhir akan dikeluarkan belakangan atau dikemudian hari. Artinya persediaan yang dicatat pertama kali saat penjualan adalah persediaan yang pertama kali masuk. Metode ini sangat baik untuk menghindari persediaan yang rusak akibat penyimpanan dalam gudang yang terlalu lama, juga sangat relevan untuk pencatatan persediaan yang disajikan berdasarkan harga terkini.

Pengertian Metode LIFO (Masuk terakhir keluar pertama)

Yaitu metode pencatatan barang persediaan yang mengasumsikan unit persediaan yang terakhir dibeli akan dijual atau dikeluarkan terlebih dahulu, dan unit persediaan yang pertama dibeli akan dikeluarkan atau dijual dikemudian hari. Dalam metode LIFO persediaan yang pertama kali dicatat saat penjualan adalah persediaan yang teakhir masuk.  Kelebihan menggunakan LIFO adalah Pengukuran pendapatan yang lebih baik, karena barang yang dijual dibebani dengan HPP yang terakhir sehingga lebih realistis. Jika harga cenderung naik maka HPP menjadi lebih tinggi sehingga laba kecil dan menyebabkan pajak yang dibayar juga kecil.
Sedangkan Kelemahannya adalah Jika harga cenderung naik maka laba akan nampak lebih kecil, dan hal ini tidak disenangi terutama oleh pemegang saham. Nilai persediaan yang dicantumkan di neraca tidak realistis.

Pengertian Metode Everage (Rata-rata)

Metode Everage atau disebut juga metode rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perunit persediaan berdasarkan rata-rata tertimbang dari unit yang serupa dan biaya unit yang dibeli selama suatu periode. Caranya adalah dengan membagi biaya semua barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk dijual dan hasilnya adalah biaya rata-rata perunit. Setelah ditemukan biaya rata-rata perunit baru beban pokok penjualan dihitung dengan dasar harga rata-rata perunit.

Contoh Kartu Bukti Penerimaan barang

Kartu bukti penerimaan barang adalah bagian dari pencatatan persediaan barang. Kartu bukti penerimaan barang  berfungsi untuk mencatat penerimaan  barang dagangan yang terjadi di perusahaan yaitu dari pembelian barang.  Pencatatan dengan Kartu Persediaan dilakukan dengan system perpectual, dimana setiap perubahan barang dagangan dicatat dalam pembukuan yang disebut kartu persediaan. Sehingga saldo persediaan barang setiap waktu dapat diketahui melalui kartu persediaan.

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan, sangat bervariasi tergantung jenis usaha yang dilakukan. Apabila perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan, industri, maupun jasa. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, persediaan yang dimiliki meliputi:

  1.  Persediaan  Barang dagangan
  2.  Pembelian

Sedangkan untuk perusahaan industri jenis Persediaan lebih bervariasi, dimana jenis Persediaan yang dimiliki meliputi:

  1. Persediaan Bahan Baku
  2. Persediaan  barang dalam Proses
  3. Persediaan Barang Jadi
  4. Persediaan perlengkapan
  5. Persediaan Bahan Penolong
Perusahaan Jasa
  1. Tidak Memiliki Persediaan
  2. Pembelian langsung di masukkan dalam akun Peralatan atau akun perlengkapan
  3. Tidak ada Harga Pokok Penjualan (HPP)
Berikut ini contoh kartu bukti penerimaan barang:

BUKTI PENERIMAAN BARANG


Nama Perusahaan:……………………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………………
No
Nama Barang
Satuan
Banyak
Keterangan















Prosedur Penanganan Persediaan Dalam Perusahaan Dagang

Prosedur penanganan persediaan barang dagangan ada 3 tahap, yaitu:

1. Penerimaan barang (Pembelian)
2. Penyimpanan barang (bagian gudang)
3. Pengeluaran barang dagangan (penjualan)

Pembelian barang dagangan dilakukan dengan bukti transaksi pembelian berupa faktur pembelian.  Pembelian akan menambah persediaan barang dagangan. Penjualan barang dagangan dibuktikan dengan bukti transaksi berupa faktur penjualan. Dengan terjadinya transaksi penjualan maka akan berpengaruh terhadap jumlah persediaan barang dagangan.  Untuk mengontrol  persediaan barang dagangan, maka dibuatlah kartu persediaan barang dagangan.  Kartu persediaan bisa jadi kartu kendali atas akun control yaitu akun piutang untuk penjualan dan akun utang untuk pembelian.
Penambahan dalam kartu persediaan berasal dari pembelian barang dagangan.  Bukti untuk mencatat adalah tanda terima barang yang dikeluarkan oleh gudang.  Disamping dari transaksi pembelian, penambahan dalam kartu persediaan juga berasal dari retur  penjualan.  Dasar untuk mencatat retur penjualan adalah tanda terima barang yang dikeluarkan oleh gudang pembeli.

Bagan prosedur penanganan persediaan barang dagangan dapat digambarkan seperti di bawah ini.


Pengurangan dalam kartu persediaan dapat berasal dari penjualan barang dagangan. Pengurangan juga dapat terjadi karena retur pembelian. Dasar untuk mencatat  pengurangan dalam kartu persediaan  yang berarti pengeluaran barang dari gudang  adalah bukti pengiriman barang yang ditandatangani oleh penerima barang.

Macam-Macam Metode Pencatatan Persediaan dalam Perusahaan Dagang

Persediaan adalah  segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam proses produksi atau di jual. Persediaan adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau diproses kembali. Persediaan adalah aset dan bagian dari unsur aktiva lancar dalam neraca.

Persediaan barang dagangan dapat dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
  1. Barang yang tersedia untuk dijual ( barang dagang/barang jadi)
  2. Barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, setelah itu dijual.
  3. Barang yang akan digunakan untuk produksi barang-barang jadi yang akan dijual ( bahan baku dan bahan pembantu ) dalam kegiatan normal perusahaan.
Persediaan barang dagangan harus dilakukan dengan cermat, karena Jika pencatatan dilakukan tidak benar maka berakibat perusahaan akan menghadapi suatu resiko atau kendala dimana tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang sangat membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu persediaan yang ada juga dapat menimbulkan banyak biaya penyimpanan seperti biaya pegawai, biaya operasional gudang, biaya operasioanal pabrik dll.  jadi penting sekali metode pencatatan yang benar.

Metode pencatatan barang persediaan dalam perusahaan dagang dapat dibagi menjadi 2:

1. Metode Fisik (Periodik)

Metode ini  biasa disebut juga dengan sistem periodik (periodic inventory system), karena untuk menentukan nilai atau harga pokok persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi harus dilakukan penghitungan secara fisik (stock opname) di gudang tempat menyimpan barang yang bersangkutan untuk mengetahui besar kecilnya persediaan barang dagangan pada akhir periode.

Jika nilai persediaan barang dagangan tidak diketahui, maka harga pokok barang yang terjual juga tidak dapat ditentukan dengan benar. Oleh sebab itu,  penting untuk dilakukan pencatatan persediaan.

2. Metode Perpetual atau Terus-menerus (Continue)

Metode perpetual atau disebut juga metode terus-menerus (continue),  karena aliran barang dagangan dapat diikuti secara terus menerus setiap saat. Di dalam sistem ini, setiap saat dapat diketahui besarnya nilai atau harga pokok barang yang terjual serta jumlah persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi.

Metode Perpetual yaitu mencatat persediaan secara berkelanjutan. Jadi, setiap ada transaksi pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung di rekening persediaan pada saat terjadinya transaksi. Dari catatan ini pula persediaan bisa diketahui secara real-time.

Karakteristik sistem pencatatan perpetual adalah sebagai berikut:

  1. Pembelian barang dagangan untuk dijual akan dicatat dalam rekening persediaan barang dagangan bukan rekening pembelian.
  2. Biaya angkut pembelian, retur, dan pengurangan harga pembelian, serta potongan tunai pembelian dicatat dalam rekening persediaan, bukan dalam rekening terpisah .
  3. Harga pokok penjualan diakui pada saat penjualan dengan mendebit rekening harga pokok penjualan dan mengkredit rekening persediaan barang dagangan.
  4. Persediaan merupakan rekening pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu. Buku pembantu berisi catatan persediaan secara individual (tiap-tiap jenis barang dibuatkan suatu buku pembantu). Dalam buku pembantu ini memperlihatkan tentang kualitas dan harga tiap-tiap persediaan.

Dalam melakukan pencatatan persediaan barang dengan metode perpetual, setiap transaksi pembelian barang dicatat dalam persediaan barang. Apabila barang tersebut dijual, dicatat dalam penjualan, serta mencatat pula harga pokok barang yang dijual.

Dari segi akurasinya, metode pencatatan perpetual lebih baik, karena persediaan dapat diketahui setiap saat. Sedangkan metode pencatatan menggunakan metode fisik bisa dijadikan perhitungan persediaan akhir sebagai perbandingan perhitungan untuk mendapatkan jumlah persediaan barang yang lebih akurat guna menentukan kebijakan dimasa yang akan datang.

Pengertian Kartu Persediaan Barang Dagangan

Kartu  Persediaan barang dagangan adalah kartu yang mencatat segala transaksi  yang berkaitan dengan mutasi atau keluar masuknya barang dagangan dalam suatu perusahaan. Barang dagangan adalah barang yang disediakan untuk dijual. Disimpan sementara, kemudian dijual tanpa mengadakan perubahan terlebih dahulu terhadap sifat barang yang bersangkutan.

Penyediaan barang dagangan penyediannya bisa juga melalui proses produksi, yaitu dimulai dari pembelian bahan baku, kemudian diolah untuk menjadi barang yang siap untuk dijual. Sehingga persediaan barang dagangan yang ada merupakan barang hasil produksi sendiri.

Dalam perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang, kekayaan perusahaan lebih besar berupa barang dagangan yang merupakan barang persediaan. Oleh karena itu pengelolaan barang persediaan dalam perusahaan dagang harus dilakukan dengan system dan prosedur yang cermat.  Sehingga pengelolaan barang persediaan dalam perusahaan dagang harus dengan pencatatan yang cermat mulai dari penerimaan, penyimpanan, sampai dengan  pengeluaran.

Untuk itu sangat penting bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang membuat pencatatan berupa kartu persediaan barang dagangan. Manfaat adanya  kartu persediaan barang dagangan antara lain:
  1. Untuk mengontrol barang yang ada di gudang. Sebaiknya pencatatan barang persediaan di gudang dilakukan oleh orang yang terpisah wewenangnya dengan orang-orang digudang
  2. Sebagai pengecek harga beli untuk mendukung buku besar
  3. Untuk mengecek jumlah barang yang ada digudang
Contoh Kartu persediaan barang dagangan:

Golongan Barang
Sub Golongan
Kelompok
Jenis barang
Macam Barang
Kecantikan
Barang Kosmetik
Kosmetika
Rias
Lipstik



Masker
Lulur

Alat Kosmetik
Kosmetika
Peralatan
Sisir

























Pengertian Kas Kecil

Kas kecil atau (Bahasa inggris: petty cash) adalah uang tunai yang di sediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak efisien bila dibayar dengan cek.

Pengelolaan kas kecil di serahkan kepada pemegang kas kecil yang bertanggung jawab terhadap dana yang diambil dari kas kecil. Pengelola kas kecil tidak berhak menerima pembayaran dari pihak luar. Jika dana kas kecil sudah menipis maka di isi  dari pemegang kas besar atau kas umum. Beberapa contoh penggunaan kas kecil misalnya; membayar pengiriman surat, membayar roti untuk pertemuan pagi perusahaan, membayar poto copy, membeli air dan gula untuk minuman karyawan kantor, dan sebagainya.

Kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu kas kecil system dana tetap dan kas kecil system dana tidak tetap.

1. Sistem dana tetap (impress fund system)

Adalah besarnya dana kas kecil selalu tetap sebesar batas dana kas kecil yang telah ditentukan. Jadi bila jumlah kas kecil sudah berkurang karena melakukan pembayaran maka pada akhir periode pengelola kas kecil akan meminta pengisian kembali sejumlah uang yang sudah dikeluarkan sehingga uang dana kas kecil kembali seperti semula. Contoh: pimpinan perusahaan menetapkan kebijakan membentuk dana kas kecil untuk keperluan pengeluaran rutin sebesar Rp 5.000.000. Pada akhir bulan, dana tersebut telah digunakan Rp 4.000.000. Maka sisa pada akhir bulan (saldo) adalah Rp 1.000.000. Pada awal bulan berikutnya, dana yang diterima adalah Rp 4.000.000. Jadi pada awal bulan jumlah dana kas kecil yang ada adalah tetap sebesar Rp 5.000.000. Pada waktu meminta pengisian kembali pengelola dana kas kecil menyerahkan bukti pengeluaran dan menerima cek sebesar jumlah yang telah di keluarkan.

2. Sistem dana tidak tetap (fluctuation fund system)

Adalah sistem yang menetapkan nilai dana kas kecil sesuai dengan kebutuhan operasional. Artinya, saldo akun kas kecil ini tidak tetap atau berfluktuasi sesuai dengan jumlah transaksi kas kecil. Jadi nominal saldonya akan berubah tiap-tiap periode sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
Kondisi tersebut mungkin terjadi ketika perusahaan merasakan kas kecil yang sudah disisihkan ternyata tidak dapat memenuhi semua keperluan operasional kecil, sehingga perlu ditambah lagi nilaiya. Atau bisa juga perusahaan merasa dana kas kecil terlalu besar untuk operasional kecil perusahaan, sehingga perlu dikurangi jumlahnya.

Contoh,  ketika menetapkan kebijakan kas kecil pertama kali, perusahaan menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp. 5.000.000 (saldo awal). Kemudian kas kecil tersebut digunakan untuk keperluan operasional perusahaan dan ternyata tidak mencukupi hingga akhir periode. Pada awal periode berikutnya, kas kecil diisi kembali dengan jumlah lebih besar misalnya Rp. 7.000.000. karena belanja yang dibutuhkan pada periode kemarin menghabiskan dana hamper tujuh juta rupiah.

Pengertian Pasiva, Aktiva Tetap, Aktiva Lancar Beserta Contohnya

Dalam pelajaran akuntansi di sekolah kita mengenal istilah aktiva dan pasiva. Aktiva adalah kekayaan atau sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang dikuasai oleh perusahaan.

Sedangkan Pasiva atau disebut juga dengan hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya adalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu. Pasiva atau kewajiban atau hutang atau Liabilities adalah sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur.

Aktiva dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Aktiva lancar, adalah asset perusahaan yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat biasanya dalam jangka waktu satu tahun. Contoh aktiva lancar antara lain uang kas perusahaan, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka.
  2. Aktiva tetap, adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, dan mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun dan dimiliki perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dan bukan untuk dijual. Contoh: gedung, mesin pabrik, mobil, hak cipta, hak paten, hak monopoli, izin usaha, inventaris (misalnya; meja kursi, jam dinding, almari, dsb)
Ciri-ciri aktiva lancar:

• bersifat likuid (mudah dikonversikan menjadi kas) dan biasanya pemakaiannya kurang dari 1 tahun atau 1 periode.

Ciri-ciri aktiva tetap antara lain:
  1. Memiliki nilai jual, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti: harga tanah, harga mesin, harga bangunan dan sebagainya.
  2. Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun).
  3. Dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang.
  4. Tidak untuk di jual kembali atau bukan barang dagangan
  5. Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan
  6. Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi.

6 Macam Penggolongan Kas Bank

Kas bank dapat digolongkan menjadi 6, Yaitu: Kas terdiri dari uang kertas dan uang logam, cek yg belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro, traveller’s checks, cashier’s checks, Bank draft, dan money order.

1.  Uang Kertas & Uang Logam

Uang kertas dan uang logam disebut juga uang kartal.  Adalah alat bayar yang sah dan dipakai  oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.

2.  Giro

Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek. Jika cek digunakan untuk mengambil uang di bank dengan cara menukarkan cek tersebut  di bank.  Sedangkan Giro adalah surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut.

3.  Traveller Cheques (cek perjalanan)

Cek adalah alat pembayaran semacam cek yang diciptakan untuk orang bepergian dan dapat diuangkan pada kantor bank yang mengeluarkan atau pada pihak yang ditunjuk.

4. Bank Draft

adalah surat berharga yang berisi perintah tak bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik) untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan. Bank draft ini adalah cek namun sumber dana pembayarannya adalah berasal dari rekening bank penerbit bukan dari rekening nasabah perorangan.
Keuntungan  dan kekurangan Bank Draft :
Keuntungan menggunakan bank draft adalah Lebih aman dari uang tunai karena jika Bank Draft tersebut hilang / dicuri, pemilik dapat melakukan stop payment. Uang akan dikembalikan atau dapat juga menerbitkan Bank Draft yang baru.  Sedangkan kelemahannya adalah cek bank draft  tersebut dapat menjadi tidak bernilai apabila dana sipenerbit cek tidak mencukupi saldonya dan cek tersebut akan dikembalikan kepada kreditur oleh bank dan si penerima cek akan menghadapi risiko tidak memperoleh pembayaran.

5. Chashier’sCheks

Chashier’sCheks atau cek kasir adalah cek yang dijamin oleh bank, ditarik dari dana bank sendiri dan ditandatangani oleh kasir. Cek kasir diperlakukan sebagai dana yang terjamin karena bank, bukan pembeli.

6. Money Order

adalah Surat yang memuat perintah dari satu kantor lain, agen suatu bank, kantor pos, atau lembaga keuangan untuk membayar sejumlah uang kepada penerima pembayaran, yang ditunjuk didalam Surat Perintah Pembayaran.
Money order  dapat dibeli di lokasi Kantor Pos manapun. Anda dapat mengirim hingga $ 1.000 ke tujuan di Amerika Serikat. Bayar uang Anda dengan uang tunai, kartu debit, atau cek perjalanan. Ada sedikit biaya untuk setiap pesanan uang yang Anda kirim.

Pengertian Kas Bank

Kas Bank adalah jumlah kas yang disimpan pada bank yang dapat ditarik setiap saat. Kas bank merupakan uang yang dimiliki perusahaan yang disimpan di bank. Kas dalam pengertian lain juga berarti simpanan. Pengertian simpanan yang bisa  berupa  bentuk giro/bilyet.

Kas dapat berupa uang logam, uang kertas, cek, wesel pos (kiriman uang lewat pos;  money orders) dan deposito.  Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling liquid sehingga sangat mudah untuk diselewengkan. Setiap hari hanpir seluruh transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan kas, oleh karena itu perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol pengeluaran atau penerimaan kas bank.

Berikut pengertian kas oleh beberapa ahli, antara lain yaitu:

a. Standar Akuntansi Keuangan (2002)

Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank adalah sisah rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan

b.  Munawir (1983)

Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).

c. Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982)

Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.

Untuk mencegah penyalahgunaan kas atau tidak terjadi kecurangan-kecurangan dalam pengelolaan kas perlu diadakan pengawasan kas yang meliputi :

1. Prosedur penerimaan kas bank

  • 1) Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencataan, dan penyimpanan kas
  • 2) Setiap penerimaan kas dibuat bukti penerimaan kas, segera dicatat dan disetorkan ke bank
  • 3) Dibedakan antara fungsi pengelolaan kas dan pencatat kas
  • 4) Dibuat laporan kas setiap hari
  • 5) Diadakan kas opname secara intern tanpa memberitahuan terlebih dahulu

2. Prosedur pengeluaran kas bank

  • 1) Semua persyaratan yang relative besar digunakan cek
  • 2) Digunakan sistem Voucer untuk menjamin bahwa pengeluaran-pengeluaran kas memang           untuk pengeluaran perusahaan
  • 3) Dipisahkan antara yang menulis, yang menandatangani dan mencatat pengeluaran cek
  • 4) Setiap hari diadakan laporan kas
  • 5) Untuk pengeluaran yang relative kecil dibentuk dana kas kecil (Petty Cash)
  • 6) Secara Insidental diadakan kas opname
Walaupun pengendalian intern yang dibuat oleh perusahaan sudah kuat, namun tak selayaknya perusahaan yakin dengan manajemen dan sistem yang dibuat, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap kas bank dan seluruh akun dalam laporan keuangan perusahaan. Audit perusahaan juga turut serta dalam mengontrol sistem tersebut, selain itu audit juga memberikan kepercayaan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan dapat dinyatakan benar. Sehingga setiap perusahaan terutama perusahaan yang besar wajib mengaudit perusahaannya.